Munafik yang Pandai Bersilat Lidah* إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِيمِ اللِّسَانِ *“Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takuti menimpa umatku, adalah setiap munafik
Ini cuma buat bahan renungan aja sih. Gak usah dimasukin ke hati. Apalagi ke otak. Kalo nonton TV, terus ngikutin seminar. Di sekitar kita, banyak orang yang pandai bicara. Kadang kita salut pada apa yang dibicarakannya. Apalagi ditambah retorika, gaya ngomongnya. Woww luar biasa, makin salut lagi. Ya, itulah yang disebut “pandai bicara”. Pandai bicara sama artinya dengan jago ngomong. Kita cuma khawatir lagi, kalo orang yang pandai bicara ternyata tidak pandai berbuat. Ngomong dimana-mana, di muka umum, bilang “harusnya gini”, “semestinya ini”. Padahal, dia sendiri gak pernah melakukannya? Terus, siapa yang bisa buktikan “yang diomongin” sama persis dengan “yang diperbuat”? Lihat saja, di negeri ini. Berapa banyak masalah yang terlalu mudah diperdebatkan. Didiskusikan di depan publik. Disorot media. Dipakein mic, tiap ditanya dijawab. Hebat, pandai bicara banget. Seakan, semuanya beres dengan dibicarakan, diomongin. Ketika seseorang mau atau dinyatakan tersangka, masih aja nyari 2 alat bukti. Sungguh, negeri ini sudah terjebak pada retorika belaka. Lalu, akal sehat dan hati nurani diabaikan. Parahnya lagi, agama juga dianggap angin lalu. Kalo sudah nyata benar atau salahnya, pakai dong ukuran moral, ukuran hati nurani. Gak usah berdebat, gak usah pandai bicara. Seolah yang salah bisa jadi benar atau sebaliknya. Belajar dimana sih pada? Pandai bicara lagi. Negeri ini, kita jangan-jangan sudah terperangkap pada kebiasaan berdebat. Sudah jelas salah masih didiskusikan. Nontonin orang-orang yang hanya pandai bicara. Lalu, kita berteriak ini benar dan itu salah. Saya benar kamu salah. Setelah itu apa? Kita biarkan berlalu, tanpa perbuatan. Kalo salah ya tangkap, kalo benar ya bebaskan. Gitu aja kok orang miskin salah, langsung disidang dan mendekap di tahanan. Sementara orang kaya masih dicari dalilnya, belum ada alat bukti. Kita ini terlalu banyak bicara. Kita ngomong takut melanggar HAM. Tapi berani menghukum orang kecil yang gak jelas kalo masih ada anak-anak di kampung yang gak mau sekolah karena orang tuanya gak punya uang, melanggar HAM gak? Lihat tuh, banyak Puskesmas udah dibangun kemarin, sekarang berhenti dan gak selesai-selesai. Apa itu tidak melanggar HAM? Ngomong aja pada. Kita bela rame-rame kedaulatan negeri ini saat dilecehkkan bangsa lain. Tapi kita sendiri melemahkannya. Kita selalu berikrar dengan sombongnya, SATU bangsa, satu bahasa, satu tanah air. Tapi kita juga senang tercerai-berai gara-gara beda pendapat, beda idole pemimpin. Lagi-lagi, pandai bicara …. Pandai bicara itu bagus, jika diikuti dengan perbuatan. Apa yang diomong harus sama dengan yang diperbuat. Jangan jadi orang yang pandai bicara, tapi sedikit mendengar. Bicara menunjukkan kesalahan orang lain, tapi gak bisa menyadari kesalahan diri sendiri. Salah dan benar, akhirnya cuma retorika. Ilmu dari mana kayak gitu ? Pandai bicara. Mahir dalam menangkis pertanyaan. Memang itu anugerah yang patut disyukuri. Tapi bukan jaminan adanya kebaikan, kebenaran, bahkan kejujuran. Seperti kata hadits, "Yang paling aku takuti atas kamu sesudah aku tiada adalah orang munafik yang pandai bersilat lidah." Mari kita renungkan. Saya juga ngeri, jangan-jangan tulisan ini juga cuma pandai bicara. Merasa sok jago bertutur kata. Tapi setidaknya, saya sudah mengingatkan diri saya sendiri. Alias sadar. Minimal sudah berbuat dengan menuliskannya. Agar tidak hanya pandai bicara. Karena, banyak orang yang hanya pandai bicara. Tapi prakteknya NOL BESAR. BelajarDariOrangGoblok “ “Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.” ”
Katamutiara untuk orang munafik. Dengan berbicara di belakangku berarti kau cukup menghargai keberadaanku untuk tidak bertingkah di depan mukaku. Ketulusan membuat seseorang yang tak bisa melakukan apa-apa jadi lebih bernilai daripada orang munafik yang sangat berbakat. Bertemu berharap-harap antara dua orang yang sama-sama kuat pandai
Munafik dalam Islam sama berbahayanya dengan orang kafir. Terkadang mereka bahkan lebih berbahaya dibandingkan dengan orang kafir. Berkedok Islam namun jauh dari kata mukmin sejati. Kaum munafik tak hanya ada di jaman Rasul, bahkan di jaman sekarang orang munafik jauh lebih banyak dan lebih terang-terangan. Sering kali kita menghadapi orang munafik dalam kehidupan sehari-hari. Lalu bagaimana cara kita berhadapan dengan orang yang seperti ini? Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang menghadapi orang munafik1. Nasehati dengan lembutMulailah dengan bersikap lembut pada mereka. Jika ingin memberikan nasehat, maka nasehati dengan baik dan penuh ketulusan. Dengan begini, kita juga menunjukkan betapa Islam itu penuh dengan kasih sayang dalam saling mengingatkan. Hal ini sesuai dengan surah Al A’raf ayat 199,خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَJadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang Gunakan ayat Al QuranUntuk menasehati orang munafik, sebaiknya gunakan ayat Allah. Jangan menghadapi orang munafik hanya berdasarkan logika saja karena hati mereka sudah sangat keras.{ بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا 138 الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا} [النساء 138، 139]Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih. yaitu orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah [An Nisa”,138-139]Baca jugaMengenal Diri Sendiri Dalam IslamCiri Wanita Munafik Dalam IslamKedudukan Wanita Dalam IslamTujuan Hidup Menurut IslamTips Hidup Bahagia Menurut Islam3. Bicara sesuai dengan tingkat pengetahuan merekaBeberapa orang mungkin tidak mendapatkan pendidikan atau ilmu yang baik sehingga sulit untuk menerima kebenaran. Maka dekatilah dengan tingkatan yang sesuai dengan pengetahuan mereka. Gunakan bahasa yang lebih mudah dimengerti oleh mereka. Rasul bersabda, “Kami diperintah supaya berbicara kepada manusia menurut kadar akal mereka masing-masing”. HR. Muslim.4. Tetap bersikap adilJika berhadapan dengan orang munafik yang mengadukan masalahnya pada kita, hendaklah tetap berlaku adil sebagaimana memperlakukan mukmin lainnya. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah Saw bersabda,“Sesungguhnya, kalian mengadukan perkara kepadaku, yang mungkin saja sebagian di antara kalian lebih pandai ber-hujjah daripada yang lain sehingga aku memutuskan perkaranya berdasarkan apa yang aku dengar. Karenanya, siapa yang mendapatkan keputusan dariku dengan kuberikan sesuatu yang sebenarnya menjadi hak saudaranya, hendaklah ia mengambilnya, karena hal itu hanyalah segenggam dari api neraka.”5. SabarHal yang paling penting dalam menghadapi orang munafik adalah bersabar. Tidak ada kekuatan yang lebih kuat dalam hati selain sabar. Allah berfirman,وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ“Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan”. [An-Nahl 96]Baca jugaHukum sholat jumat bagi wanitaHukum meninggalkan shalat jumatHukum menggambar makhluk hidupHukum perceraian dalam islamنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”. [Az-Zumar 10]6. Menahan diriOrang munafik adalah orang yang selalu berusaha mengajak kita mengikuti kemunafikan mereka dengan tetap bertopengkan Islam’. Mereka akan terlihat begitu indah di mata kita, sebagaimana yang telah dijelaskan Allah dalam Al Quran,وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ –Dan apabila engkau melihat mereka, penampilan mereka mengagumkanmu. Dan jika mereka berkata, engkau terpukau dan suka untuk mendengarkan tutur katanya. [Qs. Al Munaafiquun 4]Hal inilah yang harus bisa kita hindari. Kekaguman pada mereka harus bisa kita tahan. Sadari bahwa mereka hanya orang munafik yang telah dijanjikan tempatnya di neraka oleh Allah SWT. Keindahan yang mereka tunjukkan hanya kebohongan belakan, sama seperti setiap perkataan yang mereka الَّذِينَ جَاءُوا بِالإفْكِ عُصْبَةٌ مِنْكُمْ لا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَكُمْ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَكُمْ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ مَا اكْتَسَبَ مِنَ الإثْمِ وَالَّذِي تَوَلَّى كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌSesungguhnya orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu mengira berita itu buruk bagi kamu bahkan itu baik bagi kamu. Setiap orang dari mereka akan mendapat balasan dari dosa yang diperbuatnya. Dan barang siapa di antara mereka yang mengambil bagian terbesar dari dosa yang diperbuatnya, dia mendapat azab yang besar pula. [Qs. An Nuur 11]Baca jugaHukum menolak poligami dalam IslamHukum membeli jabatan dalam islamHukum istri menolak bersetubuh dalam islamFungsi hadist dalam islam7. KerasJika orang munafik tersebut telah membuat kerusakan dan sangat sulit dinasehati dengan baik, maka nasehatilah dengan keras. Allah berfirman,يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ‌ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ ۚ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ‌Hai Nabi, berjihadlah melawan orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah jahannam. Dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya. QS. al-Taubah [9] 73.Mengapa akhirnya harus bersikap keras? Hal ini dikarenakan munafik jauh lebih berbahaya dibandingkan kafir. Menghadapi musuh yang nyata jauh lebih mudah dibandingkan dengan musuh dalam selimut. Allah berfirman, “Orang-orang munafik laki-Iaki dan perempuan-perempuan, sebagian dari sebagian yang Iain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma’ruf dan mereka menggenggam tangannya. Mereka telah Iupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik.” QS. At-Taubah 67Baca jugaAmalan doa untuk wanita hamil dalam IslamPacaran dalam IslamPerbedaan ghibah dan fitnahBahaya adu domba dalam Islamعَنْ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُودٍ، أَن رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ ” مَا مِنْ نَبِيٍّ بَعَثَهُ اللَّهُ فِي أُمَّةٍ قَبْلِي ، إِلَّا كَانَ لَهُ مِنْ أُمَّتِهِ حَوَارِيُّونَ ، وَأَصْحَابٌ يَأْخُذُونَ بِسُنَّتِهِ وَيَقْتَدُونَ بِأَمْرِهِ ، ثُمَّ إِنَّهَا تَخْلُفُ مِنْ بَعْدِهِمْ خُلُوفٌ ، يَقُولُونَ مَا لَا يَفْعَلُونَ ، وَيَفْعَلُونَ مَا لَا يُؤْمَرُونَ ، فَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِيَدِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ ، وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِلِسَانِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ ، وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِقَلْبِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ ، وَلَيْسَ وَرَاءَ ذَلِكَ مِنَ الإِيمَانِ ، حَبَّةُ خَرْدَلٍAbdullah bin Mas’ud ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda “Tidak ada seorang Nabi pun yang diutus Allah kepada suatu umat sebelumku melainkan dari umatnya itu terdapat orang-orang yang menjadi pengikut setia hawariyyun dan sahabatnya yang mereka mengambil sunnahnya dan mentaati perintahnya. kemudian datang setelah mereka orang-orang yang mengatakan apa yang mereka tidak lakukan dan melakukan apa yang tidak diperintahkan. Barangsiapa yang memerangi mereka dengan tangannya, maka ia seorang mukmin. Barangsiapa yang memerangi mereka dengan lisannya maka ia seorang mukmin. Dan barangsiapa yang memerangi mereka dengan hatinya, ia juga seorang mukmin. Selain itu, maka tidak ada keimanan sebesar biji sawipun”. HR. Muslim.Itulah beberapa cara menghadapi orang munafik. Islam memperbolehkan kita untuk memerangi orang munafik sebagai bagian dari jihad. Semoga kita dijauhkan dari golongan orang munafik dan berada dalam barisan orang sholeh. Aamiin.
1 Ingkar janji. Ciri-ciri yang pertama adalah ingkar janji. Orang munafik, tentu semua perkataannya sulit sekali dipercaya apalagi ditepati. Orang munafik akan cenderung sulit memegang janji sendiri, terlebih pada semua janji yang telah ia lakukan ke banyak orang. Dalam Islam, menepati janji itu hukumnya wajib. Ini juga telah tercantum dalam QS.
Illustrasi Ciri-ciri Orang Munafik. Foto UnsplashMunafik adalah apa yang ditampakkan berbeda dari yang disembunyikan dalam diri. Menurut bahasa, munafik artinya orang yang berpura-pura percaya atau setia pada ajaran Islam namun dalam hatinya Islam, munafik adalah golongan manusia yang derajatnya lebih rendah dari Muslim yang lain. Sebab, mereka pandai memainkan peran layaknya aktor, memasang wajah manis di hadapan semua orang, padahal di balik itu amatlah dari itu, sangat penting untuk memilah-milah pertemanan karena orang baik akan mendatangkan hal baik. Nah, untuk dapat terhindar orang munafik, Anda perlu mengetahui ciri-ciri apakah ciri-ciri orang munafik menurut Islam? Cari tahu jawabannya berikut Orang MunafikIllustrasi Ciri-ciri Orang Munafik. Foto PixabayTaofik Yusmansyah menerangkan dalam buku Aqidah Akhlaq, ciri-ciri orang munafik menurut Alquran adalah sebagai berikutDusta atau bohong adalah tindakan yang tidak disukai oleh Allah SWT. Ada banyak motif yang memicu seseorang berbohong. Namun, berbohong sudah pasti suatu tindakan sadar yang dilakukan agar lawan bicara percaya dengan apa yang kita katakan. Dan itu jelas bukan menunjukkan perilaku jujur serta merupakan tindakan yang dibenci oleh agama. Allah SWT berfirmanاِذَا جَآءَكَ الۡمُنٰفِقُوۡنَ قَالُوۡا نَشۡهَدُ اِنَّكَ لَرَسُوۡلُ اللّٰهِ ۘ وَاللّٰهُ يَعۡلَمُ اِنَّكَ لَرَسُوۡلُهٗ ؕ وَاللّٰهُ يَشۡهَدُ اِنَّ الۡمُنٰفِقِيۡنَ لَـكٰذِبُوۡنَ‌Artinya “Apabila orang-orang munafik datang kepadamu Muhammad, mereka berkata, Kami mengakui, bahwa engkau adalah Rasul Allah.’ Dan Allah mengetahui bahwa engkau benar-benar Rasul-Nya; dan Allah menyaksikan bahwa orang-orang munafik itu benar-benar pendusta.” QS. Al Munafiqun 1.2. Ingkar Janji dan BerkhianatJanji adalah sumpah yang wajib hukumnya untuk ditepati. Apabila seseorang telah berjanji namun tidak menepatinya, ia termasuk ke dalam golongan orang-orang sering ingkar janji berarti orang tersebut tidak dapat dipegang ucapannya. Hal ini menjadikan orang lain sulit menaruh kepercayaan terhadap orang yang tidak pernah menepati janjinya. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Munafiqun ayat 2 berikut اَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوْا عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗاِنَّهُمْ سَاۤءَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَArtinya “Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalang-halangi manusia dari jalan Allah. Sungguh, betapa buruknya apa yang telah mereka kerjakan.”3. Sombong dan Menyombongkan DiriSeseorang yang beribadah karena pamrih ingin dipuji, ingin dilihat sebagai seorang yang baik, merasa tinggi hati karena telah melakukan suatu kebaikan adalah orang yang sombong. Mereka cenderung sombong dengan apa yang mereka miliki, sehingga membuat dirinya menjadi orang yang tinggi hati dan SWT berfirman dalam Alquran surat Al Munafiqun ayat 5 yang berbunyiوَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ تَعَالَوْا يَسْتَغْفِرْ لَكُمْ رَسُوْلُ اللّٰهِ لَوَّوْا رُءُوْسَهُمْ وَرَاَيْتَهُمْ يَصُدُّوْنَ وَهُمْ مُّسْتَكْبِرُوْنَArtinya “Dan apabila dikatakan kepada mereka, Marilah beriman, agar Rasulullah memohonkan ampunan bagimu,’ mereka membuang muka dan engkau lihat mereka berpaling dengan menyombongkan diri.”Mengutip buku 77 Pesan Abadi Nabi untuk Wanita oleh Muhammad Khalil Itani, setiap orang yang berkata dusta, tidak menepati janji, dan berbuat nista ketika berselisih berarti memiliki ciri-ciri orang munafik. Nabi Muhammad SAW tentunya tidak menginginkan umatnya memiliki sifat-sifat tersebut karena kemunafikan dapat membuat seseorang jadi sulit mendengarkan nasihat. Rasulullah bersabdaيَا عَلِيُّ، وَلِلْمُنَافِقِ ثَلَاثُ عَلَامَاتٍ إِذَا حَدَثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا ائْتُمِنَ خَانَ وَلَا تَنْفَعُهُ مَوْعِظَةٌArtinya “Wahai Ali, ciri orang munafik itu ada tiga tanda, yaitu jika bicara dia bohong, jika berjanji ingkar, dan jika diberi amanat dia berkhianat. Serta tidak berguna bagi orang munafik nasihat tidak ada efeknya nasihat bagi orang munafik.” HR Bukhari, Abu Dawud, dan Tirmidzi. Iasangat pandai bermanis muka, bahkan kepada orang yang ia musuhi dan hendak ia celakai. Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang sifat munafik. Di antaranya terdapat dalam empat ayat Al-Qur’an sebagai berikut. Orang munafik merasa berhasil dengan tipuannya, tetapi dibantah oleh Allah."Sesungguhnya orang-orang munafik itu Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 050823 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d80883e4a270e44 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Τοኒ ጾդሹлеժолеዊ ዪፈоЙዧኡቮնιбοց сεпрен ιሃю
Свխ пωλևζխбацፃоմጃвеτուլ ду
Уցեջի κሱажիчոз ሥፕրሦ
Ըռуцяሄу ራета шиጩոςոջоχеΙпрυւигл ጥпацኑсеռ е
Паβ хօ оሽիշоգСвеኅևвоጬах ች αሹօщըբо
Sifatmunafik seringkali tidak kita sadari, mengingat betapa licik dan samarnya sifat yang satu ini bersarang dalam diri manusia. Kadang ada orang dengan sifat baik dan tutur kata yang sopan, namun siapa yang mampu menyelami sampai dalam dan mengetahui apakah hatinya sebaik itu. Itulah kenapa kadang sulit untuk menyimpulkan sifat munafik. Namun, dalam Al-qur'an sudah
Sifat munafik sangat dibenci Allah memang sebaik-baiknya makhluk ciptaan Allah yang lengkap dan sempurna dalam hal fisik juga pikiran. Akan tetap dengan akal dan pikirannya, manusia terkadang melakukan sesuatu hal yang justru dibenci oleh Allah yakni munafik. Ada banyak hadis tentang orang munafik yang membahas tentang ciri-ciri orang munafik, yang disebut dosa besar dan sangat dibenci Allah SWT.. Munafik secara terminologinya dalam agama Islam adalah hanya melakukan pura-pura akan tetapi tidak mengakui di dalam hatinya. Sehingga munafik adalah ketidakselarasan antara ucapan dan di dalam hatinya, lahir dan batin tidak Orang MunafikSeperti telah disebutkan di atas, sifat munafik sangat dibenci oleh Allah karena tidak dapat diketahui kebenaran dari ucapannya. Bahkan sebuah hadis juga menyebut bahwa orang munafik selayaknya ditempatkan di neraka paling bawah. Supaya kita terhindari dari dosa besar, kenali yuk ciri-ciri orang munafik berikut Suka berkhianatSalah satu ciri dari orang munafik adalah suka berkhianat yang tidak mempunyai komitmen untuk melakukan sesuatu hal. Seperti halnya dengan orang yang telah diberikan amanah maka ia berkhianat. “Tanda-tanda orang munafik ada tiga, jika berbicara dusta, jika berjanji mengingkari dan jika diberi amanah mengkhianati.” HR. Bukhari dan Muslim 2. Mempercepat dalam melakukan salat3. Sering berkata dusta4. Penuh tipu daya5. Bermuka dua6. Sering ingkar pada janjinya7. Memiliki sifat RiyaHadis Tentang Orang Munafik1. HR. Muslim No. 582. HR. Bukhari No. 6094 dan Muslim No. 2607 Selainkata bawel, ternyata dalam Bahasa Indonesia terdapat beragam istilah yang bisa digunakan untuk menyebut orang yang banyak omong. Nah, berikut ini beberapa di antaranya yang telah IDN Times rangkum berdasarkan KBBI. Yuk, intip ulasannya! 1. Banyak mulut. Banyak mulut merupakan kosakata dalam Bahasa Indonesia yang termasuk sebagai kolokasi.

* Ilustrasi orang munafik. Foto U-Report Argumentasinya bernas, lengkap dengan kutipan dari literatur, mengutip perkataan ulama, alur penyampaiannya teratur dan logikanya terstruktur. Namun sayang semua itu dia gunakan untuk mendukung kemaksiatan dan kesesatan. Di zaman ini potret di atas sering kita dapati pada beberapa orang yang biasa disebut cendekiawan muslim. Ada yang membela LGBT, ada yang menentang syariat Allah, dan ada pula yang menistakan syariat Allah. Potret-potret semacam itu mengingatkan kita tentang sabda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam perihal para munafik aliimul liisan. Munafik yang pandai bersilat lidah. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam sangat mengkhawatirkan keberadaan orang-orang munafik ini, para pembual yang pandai mengolah kata dan pandai berbicara. Beliau bersabda إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِيمِ اللِّسَانِ “Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takuti menimpa umatku, adalah setiap munafik yang pandai bicara bersilat lidah.” HR. Ahmad no. 143 Senada dengan itu, suatu ketika Umar bin al-Khattab radhiyallahu anhu naik mimbar kemudian berpidato إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى هَذِهِ الْأُمَّةِ الْمُنَافِقُ الْعَلِيمُ ، قِيلَ وَكَيْفَ يَكُونُ الْمُنَافِقُ عَلِيمٌ ؟ قَالَ عَالِمُ اللِّسَانِ، جَاهِلُ الْقَلْبِ وَالْعَمَلِ “Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan terhadap umat ini adalah orang pintar yang munafik. Para sahabat bertanya Bagaimana bisa seseorang itu menjadi munafik yang pintar? Umar radhiyallahu anhu menjawab “Yaitu orang yang pandai berbicara bak seorang alim, tapi hati dan perilakunya jahil”. Ihya Ulumuddin, hlm. 1/59 Adapun maksud dari Alimul Lisan pandai bicara adalah mereka mempergunakan kepandaian agamanya mempengaruhi manusia, menggunakan dalil-dalil tapi tidak mengamalkannya, banyak berkata-kata sesuai pesanan yang membayarnya dan memperindah perkataannya untuk menarik masa sebanyak-banyaknya. Al-Imam Muhammad Al-Munawi rahimahullah menjelaskannya untuk menerangkan hadist di atas عليم اللسان أي عالم للعلم منطلق اللسان به، لكنه جاهل القلب فاسد العقيدة، يغر الناس بشقشقة لسانه، فيقع بسبب تباعه خلق كثير في الزلل “Yang dimaksud dengan “’alim lisannya” yaitu dia alim terhadap ilmu dan lisannya lugas menyampaikan ilmu, akan tetapi jahil bodoh hatinya lagi rusak akidahnya, dia menipu manusia dengan kefasihan lidahnya, sehingga banyak orang tersesat karena mengikutinya.” Faidhul Qadir, 1/221 Contoh Munafik Aliimul Lisan disebutkan oleh Al-Munawi di dalam Faidhul Qadir adalah Dzul Khuwaishirah at-Tamim an-Najdi. Dia adalah orang yang menampakkan kesholehan di hadapan orang banyak, terlihat tanda-tanda atau bekas ibadah sunnahnya namun berakhlak buruk, seperti suka mencela, merasa paling benar, buruk sangka kepada kaum muslim dan keras kepada kaum muslim namun lemah lembut kepada orang kafir. Orang seperti ini sangat hina, mereka berbusana Islam tapi bertujuan untuk menyobek-nyobek busana tersebut, merusak citra Islam. Kisah Dzul Khuwaisirah ini diceritakan dalam riwayat al-Bukhari dalam Shahih-nya بَيْنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْسِمُ، جَاءَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ ذِي الْخُوَيْصِرَةِ التَّمِيمِيُّ، فَقَالَ ” اعْدِلْ يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَقَالَ وَيْلَكَ وَمَنْ يَعْدِلُ إِذَا لَمْ أَعْدِلْ، قَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ دَعْنِي أَضْرِبْ عُنُقَهُ Ketika Nabi shallallaahu alaihi wa sallam sedang membagi harta rampasan, tiba-tiba Abdullah bin Dzil-Khuwaishirah At-Tamiimiy datang, lalu berkata “Berbuat adillah wahai Muhammad !”. Beliau shallallaahu alaihi wa sallam bersabda “Celaka engkau. Siapakah yang akan berbuat adil jika aku tak berbuat adil ?”. Mendengar itu Umar bin Al-Khaththaab berkata “Ijinkanlah aku untuk memenggal lehernya !”. HR. Al-Bukhari no. 6933 Kisah tersebut menceritakan bahwa Dzul Khuwaishirah meminta Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam untuk berbuat adil. Dia menggunakan kata adil, bukan untuk menuntut keadilan, namun dia meggunakan kata tersebut untuk menyerang pribadi Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, tujuannya agar para sahabat menganggap beliau membagi ghanimah secara tidak adil. Pola seperti ini juga yang dilakukan hari ini, mereka mengesankan dirinya membela kebenaran dengan berbagai argumentasi yang seolah-olah syar’i, namun pada hakikatnya mereka sedang menyerang Islam, membela kemungkaran dan menggerogoti sendi-sendi Islam secara perlahan. Mewaspadai Munafik yang Pandai Bicara Di era keterbukaan informasi, orang munafik justru menampakan diri secara terang-terangan. Mereka menggunakan atribut-atribut keislaman, didapuk sebagai representasi ormas Islam, namun pemikiran jauh dari Islam, bahkan mendekati kekafiran. Mereka tidak hanya dari kalangan miskin ilmu, bahkan mereka intelektual dan cendekiawan Muslim, namun mereka mencampurkan yang haq dengan yang bathil, memelintir dalil-dalil, dan mengolah kata-katanya sehingga tampak benar. Orang-orang munafik ini pun mengaku dirinya yang paling Islam, padahal tidak. Tujuannya adalah menipu umat Islam. Ketika umat Islam sudah terbius dengan penampilan mereka, mereka mulai menampakan pemikiran-pemikiran aneh dan menyimpang kepada masyarakat. Jurus andalan mereka adalah kepandaian mereka dalam berbicara, berdebat dan berargumen. Kepada orang-orang munafik ini, hendaknya kita menjauhi mereka dan tidak peduli dengan apa yang mereka katakan. Sebagaimana firman Allah ta’ala وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي آيَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ وَإِمَّا يُنْسِيَنَّكَ الشَّيْطَانُ فَلَا تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرَى مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ “Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa akan larangan ini, maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat akan larangan itu.” QS. Al-An’am 68 Demikianlah yang dilakukan oleh para ulama terdahulu, orang-orang munafik yang pandai bersilat lidah ini hendaknya ditinggalkan. Sebagaimana yang dilakukan Ibnu Sirin rahimahullah dalam Sunan Ad-Darimi dari Asma’ bin Ubaid دخل رجلان من أصحاب الأهواء على ابن سيرين فقالا يا أبا بكر، نحدثك بحديث؟ قال لا، قالا فنقرأ عليك آية من كتاب الله؟ قال لا، لتقومان عني أو لأقومن. قال فخرجا، فقال بعض القوم يا أبا بكر، وما كان عليك أن يقرآ عليك آية من كتاب الله تعالى؟ قال إني خشيت أن يقرآ علي آية فيحرفانها فيقر ذلك في قلبك “Dua orang ahli Bid’ah menemui Ibnu Sirin, kemudian berkata Wahai Abu Bakar, mau kah kamu mengecek hafalan hadist kami? Ibnu Sirin menjawab tidak. Lantas keduanya berkata “Kami ingin kamu mengecek pemahaman kami terhadap kitabullah? Ibnu Sirin menjawab tidak, hendaknya kalian pergi atau aku yang pergi. Maka Asma’ bin Ubaid meneruskan, mereka berdua pergi kemudian seseorang bertanya “Wahai Abu Bakar, mengapa kamu menolak mereka yang ingin mengecek pemahamannya tentang ayat-ayat al-Qur’an kepadamu? Ibnu Sirin menjawab “Saya khawatir mereka berdua akan membacakan beberapa ayat di hadapanku kemudian memelintir maknanya, dan kesesatan yang mereka sampaikan membekas di hatimu.” Sunan ad-Darimi no. 400 Keberadaan orang munafik sangat membahayakan, potensinya akan membawa umat kepada penyimpangan dan hancurnya Islam dari dalam. Dalam kehidupan, mereka tampak seperti saudara namun dalam pemikirannya mereka memusuhi Islam dan mengkhianati Islam. Apapun yang mereka ucapkan tidak lain karena motivasi duniawi atau pesanan dari pemilik kekuasaan. wallahu alam bish showab. Red

iU9P. 167 168 229 164 74 223 337 161 380

orang munafik yang pandai bicara